Pandangan Masyarakat Tentang Kewirausahaan


Kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan atau kemuduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok entrepreneur ini. Melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat pada masyarakat. Menurut Alma (2008) manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
  • Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan,  kesejahteraan, dan sebagainya.
  • Menjadi pribadi unggul yang patut diteladani, karena sebagai seorang wirausaha yang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
  • Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat dengan Tuhan.
  • Selalu menghomati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan.
  • Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dalam bidang pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya.
  • Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, dan tekun dalam menghadapi pekerjaan.
  • Hidup tidak berfoya-foya dan tidak boros.
  • Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan.

Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat, sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, exspansif, bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian orang, sehingga mereka tidak tertarik. Mereka tidak menginginkan anakanaknya menekuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri. Apalagi bila anaknya sudah lulus perguruan tinggi. Mereka berkata: ”Untuk apa sekolah tinggi, jika hanya mau menjadi pedagang atau semacamnya?”. Landasan filosofis inilah yang menyebabkan banyak orang tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis.

Sebagian lain memandang bahwa profesi wirausaha cukup menjanjikan di masa depan. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan di antara pencari kerja yang semakin ketat. Lowongan pekerjaan mulai terasa sempit. Ditambah lagi dengan policy zero growth oleh pemerintah dalam bidang kepegawaian.

Kelompok yang kedua ini memandang wirausahawan adalah seorang inovator, sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melihat peluang-peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas. Banyak di antaranya yang lebih melihat profesi wirausaha sebagai individu yang mempunyai peluang besar dalam hal memberi manfaat pada orang lain.

Lambannya menyikapi pentingnya kewirausahaan ini, menyebabkan kita tertinggal jauh dari negara tetangga, yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka dapat mengembangkan bisnis besar-besaran mulai dari industri hulu sampai ke industri hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran besar (departement store, swalayan), eceran kecil (retail), eksportir, importir, dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditi.

Telah disadari bersama oleh semua pihak betapa penting peran kewirausahaan dalam mengatasi masalah pengangguran. Untuk menumbuh-kembangkan jiwa dan aktivitas kewirausahaan–sehingga lulusan PT lebih menjadi pencipta lapangan kerja dari pada pencari kerja–diperlukan suatu usaha nyata.

Leave a comment